CCE It's Over 9000!
Pura Terbesar di Indonesia yang Dilanda Tantangan Sampah
Desa Besakih merupakan rumah untuk pura terbesar di Indonesia, yaitu Pura Besakih yang berperan sebagai tempat ibadah umat Hindu dan wisata kelas dunia. Desa dengan 2.281 jumlah kepala keluarga ini dikunjungi oleh 600 peziarah dan wisatawan setiap harinya, di mana aktivitas rumah tangga dan upacara adat di pura terus memproduksi sampah yang tidak sedikit setiap hari.
Sayangnya, hanya sedikit sampah yang terkelola dan sisanya dibuang ke tempat pembuangan sampah terbuka tanpa adanya penanganan lebih lanjut. Hal ini dikarenakan belum adanya standarisasi sistem penanganan dan regulasi, teknologi, serta edukasi tentang pengelolaan sampah. Jika hal ini terus berlanjut, dapat menimbulkan risiko kesehatan dan lingkungan karena potensi terjadinya kebakaran di TPS dan kebocoran sampah ke laut saat musim hujan.
7,5 ton
sampah per hari terproduksi dari kehidupan warga dan upacara adat.
6,78%
sampah yang terkelola dan sisanya dibuang ke tempat pembuangan sampah terbuka
7,5 ton
sampah per hari terproduksi dari kehidupan warga dan upacara adat.
6,78%
sampah yang terkelola dan sisanya dibuang ke tempat pembuangan sampah terbuka
Solusi yang Diimplementasikan
Melalui optimalisasi TPS3R, Proyek Sukla bertujuan untuk membangun sistem pengelolaan sampah berkelanjutan berbasis ekonomi sirkular di kawasan pariwisata, yang dapat diadopsi dengan mudah oleh destinasi wisata lain. Proyek ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan sampah sekaligus memberikan nilai ekonomi bagi seluruh pemangku kepentingan. Selain itu, kami berkontribusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencegah pencemaran laut. Jika proyek ini bisa diadopsi di destinasi wisata lain, kita bersama-sama bisa mengembalikan kelestarian jagat Indonesia, dimulai dari Besakih.
Proyek Sukla menggabungkan metode pengelolaan sampah secara konvensional dan non-konvensional, dengan penerapan teknologi dan pelibatan masyarakat. Inisiatif ini tidak hanya berupaya memberikan nilai ekonomi, tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan edukasi masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Untuk mencapai target tersebut, Proyek Sukla menerapkan tiga solusi utama dengan menggunakan konsep ekonomi sirkular.
Rekayasa Teknologi RDF
Rekayasa teknologi pengolahan sampah residu menjadi RDF (Refuse-Derived Fuel). Teknologi ini bisa meningkatkan efisiensi pemilahan dan mengubah sampah residu secara efektif menjadi bahan bakar co-firing batu bara, sehingga menghasilkan solusi energi terbarukan yang mampu mengurangi emisi gas rumah kaca.
Penciptaan Produk Ramah Lingkungan
Menciptakan produk ramah lingkungan dari plastik bernilai rendah dan mempromosikan penggunaan produk tersebut ke bisnis HORECA (Hotel, Restoran, dan Kafe), mendorong pariwisata berkelanjutan, dan pertumbuhan ekonomi di Bali.
Pemberdayaan Melalui Pendidikan dan Lokakarya
Edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat lokal dan peziarah pura di Desa Besakih untuk mengelola sampah dari sumber.
Changemakersyang Menjalankan
Yayasan Wastehub Alam Lestari (Wastehub®️) adalah lembaga nirlaba yang berfokus pada ekonomi sirkular dan inisiatif hijau di daerah perkotaan dan pariwisata
Bali Waste Cycle (BWC) adalah startup yang berperan sebagai entitas peduli dan pengelola sampah di Bali, dengan fokus pada pemilahan sampah di sumber dan pengurangan sampah yang dibuang ke TPA.
Rebricks adalah startup yang mendaur ulang sampah plastik menjadi bahan bangunan dengan misi untuk membuat bahan bangunan ramah lingkungan yang bertanggung jawab.
Yayasan Wastehub Alam Lestari (Wastehub®️) adalah lembaga nirlaba yang berfokus pada ekonomi sirkular dan inisiatif hijau di daerah perkotaan dan pariwisata
Bali Waste Cycle (BWC) adalah startup yang berperan sebagai entitas peduli dan pengelola sampah di Bali, dengan fokus pada pemilahan sampah di sumber dan pengurangan sampah yang dibuang ke TPA.
Rebricks adalah startup yang mendaur ulang sampah plastik menjadi bahan bangunan dengan misi untuk membuat bahan bangunan ramah lingkungan yang bertanggung jawab.
Target Dampak dari Proyek Sukla
Dampak Sosial
50% peziarah dan 100% rumah tangga mendapatkan edukasi mengenai pengelolaan sampah.
Dampak Lingkungan
Peningkatan pengelolaan sampah dari 7% menjadi 90%, termasuk mengubah sampah residu menjadi produk ramah lingkungan dan RDF.
Dampak Ekonomi
Pembangunan 11 bank sampah baru untuk menukar sampah bernilai tinggi menjadi sumber keuangan.
Gabung Bersama Kami
Apakah organisasi Anda tertarik untuk mendapat pendampingan dan pendanaan dalam implementasi solusi inovatif Anda?
Daftarkan Dirimu
Apakah Anda memiliki ide untuk memecahkan permasalahan sosial, ekonomi, lingkungan di Indonesia?
Sumbang Idemu di Mei 2024
Apakah Anda adalah individu/ komunitas yang tertarik untuk terlibat dalam implementasi solusi?
Jadi Relawan
Apakah organisasi Anda tertarik untuk mendapat pendampingan dan pendanaan dalam implementasi solusi inovatif Anda?
Daftarkan Dirimu
Apakah Anda memiliki ide untuk memecahkan permasalahan sosial, ekonomi, lingkungan di Indonesia?
Sumbang Idemu di Mei 2024
Apakah Anda adalah individu/ komunitas yang tertarik untuk terlibat dalam implementasi solusi?
Jadi Relawan