Penyelesaian satu isu saja tidak lagi cukup
Upaya dalam menyelesaikan permasalahan sebaiknya dilakukan secara komprehensif, menyasar sektor sosial, lingkungan dan ekonomi.
Penyelesaian permasalahan kompleks tidak bisa dilakukan sendiri
Permasalahan kompleks tidak bisa diselesaikan oleh satu organisasi ataupun satu sektor saja; dibutuhkan keberagaman pengetahuan dan keahlian dari pihak multisektor termasuk pemain lokal.
Penyelesaian isu dengan pendekatan universal saja tidak efektif
Di negara dengan lebih dari 17.000 pulau, upaya yang bersifat general perlu dibarengi dengan  upaya yang disesuaikan dengan konteks lokal di masing-masing daerah.
CCE
Catalyst Changemakers Ecosystem, sebuah Innovation Ecosystem, hadir untuk menyelesaikan permasalahan dengan lebih cepat dalam skala lebih besar 
Catalyst Changemakers Ecosystem (CCE) menyatukan startup, organisasi nirlaba, komunitas lokal, pemerintah pusat dan daerah, dan pelaku dampak lainnya untuk mengatasi tantangan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang saling terkait di berbagai lokasi di Indonesia.
Melalui Ekosistem Inovasi (Innovation Ecosystem), setiap insan memiliki suara dan andil untuk berkreasi bersama (co-create) dalam mendorong terciptanya dampak multidimensi. Bermula dari kearifan lokal, menuju inovasi yang tepat, mencapai keseimbangan antara perubahan sistemik dengan keberlanjutan ekonomi
Tiga hal utama yang dilakukan di CCE
Link Up
Tidak hanya menghubungkan para pakar dari berbagai sektor, seperti penyandang dana, pemikir, inovator, wirausaha, dan komunitas, tapi juga berinvestasi dalam proses kreasi bersama melalui Open Ideas Challenge.
Sync Up
Tidak hanya meningkatkan kapasitas changemakers, tetapi juga bereksperimen dan merumuskan inovasi yang tepat untuk menyelesaikan masalah di lapangan melalui CCLab.
 
Scale Up
Tidak hanya memfasilitasi implementasi solusi inovatif, namun juga mendorong terjadinya perubahan sistemik, pemberdayaan masyarakat, dan keberlanjutan ekonomi melalui Solution Implementation Projects.
Link Up
Tidak hanya menghubungkan para pakar dari berbagai sektor, seperti penyandang dana, pemikir, inovator, wirausaha, dan komunitas, tapi juga berinvestasi dalam proses kreasi bersama melalui Open Ideas Challenge.
Sync Up
Tidak hanya meningkatkan kapasitas changemakers, tetapi juga bereksperimen dan merumuskan inovasi yang tepat untuk menyelesaikan masalah di lapangan melalui CCLab.
 
Scale Up
Tidak hanya memfasilitasi implementasi solusi inovatif, namun juga mendorong terjadinya perubahan sistemik, pemberdayaan masyarakat, dan keberlanjutan ekonomi melalui Solution Implementation Projects.
Anda bisa bergabung di CCE 3.0 tahun ini, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan di Belitung, Lombok Tengah, Magelang, dan Malang.
Cari Tahu Lebih Lanjut
Cari Tahu Lebih Lanjut
Sejak 2021, CCE telah mencapai
6
Lokasi #LokalBerdaya
80
Changemakers
102
Jam Belajar
18
Inovasi
50
Mitra
8
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
CCE telah memberikan dampak nyata
100% sampah terkelola, sebesar 24 metrik ton melalui proyek Pasaran Wawai
Menciptakan 50 pekerjaan hijau, dan memberikan pengembalian investasi sosial sebesar $1.25 dari setiap $1 yang diinvestasikan di proyek ini.
Ketahui Lebih Lanjut
53% lebih rendah dibandingkan tinggi banjir sebelumnya melalui proyek Semarang Berdaya
Proyek ini turut membantu 230 warga dalam mengurangi kerugian akibat banjir menjadi percontohan
Ketahui Lebih Lanjut
92% rumah tangga bisa mengkonsumsi air minum aman melalui proyek Makassar Je’Ne Tallasa
Selain memberikan akses terhadap kebutuhan dasar, proyek ini juga mampu mengurangi 67% biaya yang dikeluarkan warga untuk membeli air minum aman.
Ketahui Lebih Lanjut
CCE akan memberikan dampak nyata
Proyek yang akan mengelolah 90% sampah di Besakih, Bali, menjadi Refuse-Derived Fuel dan produk ramah lingkungan bernilai ekonomi melalui metode pengelolaan konvensional dan non-konvensional.
 
Proyek ini akan menjadikan Golo Mori, desa tetangga dari Labuan Bajo, sebagai desa wisata yang tangguh bencana melalui pengolahan sampah organik 100% untuk pertanian regeneratif yang bisa meningkatkan perekonomian masyarakat lokal.
Proyek di Kenegerian Sihotang, Danau Toba, untuk mengelola sampah dan mengolah pangan lokal menjadi BBM, produk pangan, dan kerajinan, guna memberikan manfaat ekonomi bagi warga.
 
TESTIMONI
Berkat CCE, Dahlia Mentransformasi Sampah Jadi Tambahan Bulanan
Sebagai warga asli Pulau Pasaran, saya sempat merasakan tinggal di pulau yang penuh sampah. Padahal, pulau ini sebenarnya adalah sentra ikan asin dan ikan teri di Bandar Lampung. Sayangnya, bau, mules, muntah, sudah jadi makanan kami sehari-hari selama puluhan tahun sampai kami menganggap ini normal.

Tahun 2022, proyek CCE Pasaran Wawai datang untuk menyelesaikan permasalahan sampah. Saya ini ibu rumah tangga, tapi saya bangga bisa menjadi bagian dari proyek ini. Tidak hanya diberi kesempatan membentuk komunitas ‘Kartini Pasaran’ untuk mengedukasi warga dan mendaur ulang sampah, tapi saya juga dilibatkan dalam proses mencari masalah, sampai menyusun dan menjalankan solusi. Berbeda dengan proyek lain yang hanya datang, nyumbang, foto, dan pergi. Proyek ini benar-benar mengubah cara pandang kami dalam menyelesaikan masalah sehingga kami bisa mandiri setelah proyek selesai.

Hasilnya tentu membuat kami senang dan bangga karena sekarang sampah sudah tidak menumpuk dan bahkan bisa menjadi berkah. Warga sudah paham bagaimana cara mengelola sampah, penjemputan sampah rutin dilakukan, beberapa warga bisa punya pekerjaan dalam pengelolaan sampah, dan yang paling penting sampah kita bisa berbuah tambahan pendapatan bulanan.

- Dahlia, Ibu Rumah Tangga di Pulau Pasaran
TESTIMONI
Menjunjung Kolaborasi untuk Mendorong Kemajuan yang Berarti dengan CCL
Besakih adalah pura terbesar di Bali yang sudah menjadi tujuan wisata kelas dunia. Namun, salah satu kendala mendasar yang saya temui di Besakih adalah terdapatnya “missing link” yang menjembatani ataupun memfasilitasi antar pemegang kepentingan di rantai nilai persampahan. Meskipun masing-masing pihak punya kekuatan dan telah menjalankan peran, namun upaya yang dilakukan masih secara sendiri-sendiri sehingga tidak bisa mengentaskan masalah sampah secara holistik dan menyeluruh. 

Maka dari itu, perlu ada yang mengambil peran dalam menghubungkan dan memfasilitasi kolaborasi, yang kemudian saya temukan di CCE. Di CCE, organisasi saya, Bali Waste Cycle, bersama Rebricks dan WasteHub, bergabung menjadi satu konsorsium untuk mengerjakan proyek Sukla. Di CCE Lab, kami dibantu untuk menyusun dan menyempurnakan solusi. Setelah itu, saat implementasi di CCE On-Ground Project, kami menyatukan kekuatan, menurunkan ego, dan menyelaraskan upaya bersama dengan pemerintah provinsi dan kabupaten beserta jajaran dinasnya. Bahkan, kami menjadikan komunitas lokal penggerak TPS 3R sebagai mitra, bukan sebagai penerima manfaat.  

Dengan membangun sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan, kami mengintegrasikan penggunaan data, edukasi, serta teknologi yang sesuai dengan tradisi lokal, seperti mesin untuk mengelola limbah dari upacara adat. Pendekatan ini yang memampukan kami untuk menyucikan jagat Bali dari sampah, sekaligus memperkuat jaringan kolaborasi yang lebih erat dan memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat lokal, dimulai dari daerah Besakih, Bali.

- Olivia Padang, changemakers CCE 2.0 yang tergabung di konsorsium Sulla Project
Mau lihat Changemakers Kami yang lain?
#LokalBerdaya
Bermula dari kearifan lokal, berlayar
menuju inovasi.
Cari Tahu Lebih Lanjut