CCE It's Over 9000!
Sebuah Daya Tarik Global, Tetapi Petaninya Belum Sepenuhnya Sejahtera
Magelang, terkenal dengan daya tarik globalnya—Candi Borobudur yang megah—dan pegunungan hijau yang menakjubkan, masih menghadapi tantangan dalam sektor pertanian. Hal ini tercermin di Desa Mangunsari, tempat bermukimnya 2.976 jiwa yang mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani.

Meski lahan pertanian mendominasi wilayah ini, potensinya belum sepenuhnya tergali secara optimal. Hal tersebut merupakan akibat dariminimnya akses terhadap pendidikan dan informasi tentang praktik berkelanjutan sehingga petani masih menggunakan metode konvensional dan tidak ramah lingkungan Selain itu, tantangan lingkungan seperti limbah yang tidak dimanfaatkan dan ancaman bencana terkait iklim seperti longsor dan kekeringan semakin memperburuk masalah. Faktor-faktor ini menyebabkan hasil panen yang tidak optimal dan pendapatan yang rendah.
78% lahan desa
digunakan untuk pertanian, terutama untuk padi, sayuran, dan buah-buahan, dengan praktik pertanian yang tidak berkelanjutan.
78% lahan desa
digunakan untuk pertanian, terutama untuk padi, sayuran, dan buah-buahan, dengan praktik pertanian yang tidak berkelanjutan.
Solusi yang Diimplementasikan
Melalui penerapan praktik pertanian regeneratif yang didukung oleh pengelolaan limbah, pendidikan dan pelatihan, serta perbaikan infrastruktur, Magelang Setories bertujuan untuk membangun sistem yang meningkatkan produktivitas pertanian, meningkatkan pendapatan petani, dan menjamin keberlanjutan ekosistem lokal. Dalam jangka panjang, inovasi ini diharapkan dapat membangun ketahanan terhadap bencana seperti longsor dan kekeringan dengan menjamin ketersediaan air bersih dan pasokan air yang stabil untuk tanaman.
Mendirikan Lahan Percontohan Agro Learning Center
Bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Universitas Gadjah Mada (UGM), Demplot ini merupakan pusat edukasi, penelitian, dan pengembangan holistik seputarpertanian regeneratif dan pengelolaan limbah. Aktivitas meliputi pengujian riset yang didukung alat canggih, mendorong inovasi baru di Indonesia, serta pemberian pendidikan dan pelatihan , mencakup segala hal mulai dari teknik penanaman, panen, pemasaran, hingga pengelolaan limbah pasca panen.
Pertanian Regeneratif
Dengan mengadopsi praktik pertanian regeneratif—seperti rotasi tanaman, agroforestri, dan penggunaan kompos organik—Magelang Setories bertujuan untuk meningkatkan produktivitas lahan hingga 20% dan mengurangi biaya produksi. Hasil pertanian dijual di pasar lokal dan tersedia melalui platform digital.
Pengelolaan Limbah Organik
Mengoptimalkan pengelolaan limbah organik dengan menyesuaikan solusi berdasarkan jenis limbah yang dihasilkan dan potensi wilayah. Metode yang digunakan termasuk budidaya maggot, mengubah limbah menjadi Pupuk Organik Cair (POC), dan memproduksi pakan ternak (misalnya, jerami padi). Limbah dimanfaatkan kembali untuk keperluan pertanian atau dijual untuk menghasilkan pendapatan tambahan bagi masyarakat.
Changemakers yang Menjalankan
Setara Indonesia
Sebuah lembaga nirlaba yang menyediakan layanan pendidikan dan kesehatan melalui buku, manajemen acara, penggalangan dana, dan alat-alat pendidikan.
Bhumee Artani
Sebuah startup yang berfokus pada budidaya buah dan sayuran organik menggunakan pertanian regeneratif, berkolaborasi dengan dunia pendidikan, pemerintah, petani, dan jaringan pemasaran.
Waste & Wishes Indonesia
Sebuah startup di bidang pengelolaan limbah, mengutamakan keberlanjutan dan kewirausahaan hijau untuk mengubah limbah menjadi produk yang bermanfaat.
Target Dampak
dari Proyek Magelang Setories
Dampak Sosial
Peningkatan partisipasi pemuda di sektor pertanian sebesar 25% untuk mendorong dan mendukung pengembangan inovasi, mengingat potensi dan peluang yang semakin besar di wilayah tersebut.
Dampak Lingkungan
100% limbah organik di lahan percontohan berhasil diolah.
Dampak Ekonomi
Peningkatan produktivitas pertanian sebesar 37% per hektar melalui penerapan praktik pertanian berkelanjutan dan penggunaan pupuk ramah lingkungan, yang mengakibatkan penurunan biaya produksi sebesar 34,2% dan peningkatan pendapatan petani rata-rata 30%, termasuk petani perempuan dan pemuda.
SDG yang didukung
SDG 2.3.1 dan 2.3.2
SDG 8.3.1
SDG 12.5.1
Apakah Anda ingin berkokreasi, belajar, atau mereplikasi
inisiatif ini bersama changemakers dan masyarakat lokal?
Kontak Kami