Rasa Pahit di Balik Produktivitas Kopi Indonesia

Sebagai produsen kopi terbesar keempat di dunia, konsumsi kopi domestik Indonesia diperkirakan akan meningkat pada tahun 2024/2025. Namun, riset dari BRIN menunjukkan bahwa produktivitas kopi Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan secara global. Hal ini menyulitkan petani untuk memanfaatkan peluang pasar yang terus berkembang.
Masalah ini dirasakan langsung oleh sekitar 200 petani kopi di Desa Ketindan, Malang, yang telah menanam biji kopi robusta unggulan secara turun-temurun. Meskipun desa ini memiliki lokasi dan iklim yang ideal untuk budidaya kopi, produktivitas tetap rendah. Penyebabnya antara lain pengetahuan pertanian berkelanjutan yang terbatas, regenerasi petani yang rendah sehingga berdampak pada kapasitas tenaga kerja dan lambatnya adopsi teknologi, serta potensi pascapanen yang belum dimanfaatkan yang seharusnya dapat digunakan kembali untuk pertanian dan memberikan penghasilan tambahan.
Masalah ini dirasakan langsung oleh sekitar 200 petani kopi di Desa Ketindan, Malang, yang telah menanam biji kopi robusta unggulan secara turun-temurun. Meskipun desa ini memiliki lokasi dan iklim yang ideal untuk budidaya kopi, produktivitas tetap rendah. Penyebabnya antara lain pengetahuan pertanian berkelanjutan yang terbatas, regenerasi petani yang rendah sehingga berdampak pada kapasitas tenaga kerja dan lambatnya adopsi teknologi, serta potensi pascapanen yang belum dimanfaatkan yang seharusnya dapat digunakan kembali untuk pertanian dan memberikan penghasilan tambahan.

Konsumsi kopi domestik Indonesia diproyeksikan meningkat sebesar 7,87% pada 2024/2025 dibandingkan 2020/2021.

Desa Ketindan, Malang, memiliki >50 hektare perkebunan kopi.

Produktivitas kopi di Desa Ketindan hanya mencapai 43%.
Solusi yang Diimplementasikan

Melalui penerapan teknologi pertanian, pengelolaan limbah kopi, dan program pemberdayaan, Gandrung Tirta akan membangun agribisnis kopi berkelanjutan berbasis teknologi untuk memberdayakan masyarakat lokal, khususnya petani, pemuda, dan ibu rumah tangga, dalam memanfaatkan pasar kopi yang berkembang.
Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan petani terkait praktik pertanian berkelanjutan, meningkatkan produktivitas, dan mengurangi risiko gagal panen, sekaligus memberikan manfaat ekonomi kepada lebih banyak anggota masyarakat, termasuk ibu rumah tangga dan pemuda. Dirancang untuk dampak jangka panjang, Gandrung Tirta juga memastikan keberlanjutan industri kopi dan menjawab tantangan kritis regenerasi petani yang menurun.
Inovasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan petani terkait praktik pertanian berkelanjutan, meningkatkan produktivitas, dan mengurangi risiko gagal panen, sekaligus memberikan manfaat ekonomi kepada lebih banyak anggota masyarakat, termasuk ibu rumah tangga dan pemuda. Dirancang untuk dampak jangka panjang, Gandrung Tirta juga memastikan keberlanjutan industri kopi dan menjawab tantangan kritis regenerasi petani yang menurun.
Teknologi Pertanian
Menggunakan IoT dan AI untuk membantu petani meningkatkan kualitas dan konsistensi produktivitas kopi. Teknologi ini memungkinkan petani mengakses pemantauan kesehatan tanaman berbasis data yang terstandarisasi, mengoptimalkan penggunaan air dan pupuk, serta mengurangi risiko gagal panen.
Pengelolaan Limbah Organik
Memberdayakan ibu rumah tangga untuk mengelola limbah kulit kopi menjadi produk bernilai tambah seperti dompet kulit, bingkai kacamata, dan jam tangan. Inisiatif ini juga akan memanfaatkan kembali limbah kopi untuk aktivitas perkebunan melalui produk anti-pest dan coffee peat, serta mengolah limbah organik dari kotoran hewan ternak menjadi pupuk cair dan pupuk padat.
Program Pemberdayaan Kelembagaan & Pemuda
Program edukasi dan pelatihan tentang budidaya kopi, kewirausahaan, dan tata kelola kelembagaan untuk kelompok tani dan pemuda desa. Program ini bertujuan tidak hanya menarik minat pemuda ke industri kopi, tetapi juga memastikan kelembagaan yang terbentuk memenuhi standar dan mampu tumbuh secara berkelanjutan.
Changemakers yang Menjalankan

BIOPs Agrotekno
Startup penyedia solusi teknologi pertanian.

FAM Rural
Startup yang menyediakan layanan konsultasi bisnis sosial di pedesaan.
-KRj5e.png)
Rise Social
CSO yang menyediakan platform pengembangan diri bagi pemuda.
-a3rOK.png)
Agroniaga Indonesia
CSO yang mendorong inovasi dari limbah pertanian.
Target Dampak
dari Proyek Gandrung Tirta
Dampak Sosial
Peningkatan sebesar 80% dalam keterampilan petani terkait praktik budidaya kopi yang berkelanjutan.
Dampak Lingkungan
Peningkatan 18% produktivitas kopi.
Dampak Ekonomi
Pengelolaan limbah kopi menghasilkan tambahan pendapatan sebesar 15%.
SDG yang didukung

SDG 8.3.1

SDG 11.6.1

SDG 12.5.1
-16.49.11-gBTJs.png)
Apakah Anda ingin berkokreasi dengan para changemakers
dan masyarakat lokal untuk melanjutkan atau memperluas proyek ini?
dan masyarakat lokal untuk melanjutkan atau memperluas proyek ini?
Kontak Kami
