Pusat Pariwisata yang Sedang Tumbuh dengan Peluang yang Belum Tergarap

Lombok Tengah, yang terkenal dengan pantai berpasir putih yang masih alami dan sirkuit MotoGP Mandalika, menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Terlebih lagi, setelah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas pada tahun 2019, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika telah muncul sebagai pendorong kuat perkembangan ekonomi lokal—meningkatkan lapangan kerja di sektor pariwisata dan memperbaiki praktik pengelolaan sampah.
Proyeksi menunjukkan bahwa KEK Mandalika akan membutuhkan puluhan ribu tenaga kerja pada tahun 2025 untuk mendukung sektor pariwisata yang terus berkembang, termasuk pariwisata ramah lingkungan (green tourism), sehingga menciptakan peluang besar bagi masyarakat lokal. Selain itu, meningkatnya aktivitas pariwisata juga menjadi peluang untuk mengembangkan solusi pengelolaan sampah yang lebih efektif, tidak hanya untuk menjamin keberlanjutan jangka panjang industri pariwisata, tetapi juga untuk memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitarnya.
Proyeksi menunjukkan bahwa KEK Mandalika akan membutuhkan puluhan ribu tenaga kerja pada tahun 2025 untuk mendukung sektor pariwisata yang terus berkembang, termasuk pariwisata ramah lingkungan (green tourism), sehingga menciptakan peluang besar bagi masyarakat lokal. Selain itu, meningkatnya aktivitas pariwisata juga menjadi peluang untuk mengembangkan solusi pengelolaan sampah yang lebih efektif, tidak hanya untuk menjamin keberlanjutan jangka panjang industri pariwisata, tetapi juga untuk memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitarnya.

Pada tahun 2025, KEK Mandalika diproyeksikan akan menyerap 58.700 tenaga kerja
untuk mendukung berbagai kebutuhan sektor pariwisata, termasuk pariwisata hijau.
Solusi yang Diimplementasikan

Membangun ekosistem pariwisata hijau berbasis ekonomi sirkular di Lombok Tengah dengan melibatkan masyarakat lokal dari 10 desa penyangga di sekitar kawasan KEK Mandalika, khususnya kelompok perajin, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta tenaga kerja muda.
Inisiatif ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat lokal melalui pengelolaan sampah, pelatihan dan lokakarya, serta peningkatan akses pasar. Hal ini memungkinkan mereka untuk berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi sektor pariwisata seiring dengan pengembangan KEK Mandalika—melampaui sekadar peluang kerja informal.
Dalam jangka panjang, inisiatif menyeluruh Lombok Eco-Kriya ini bertujuan untuk menjadi ekosistem pariwisata hijau pertama di Pulau Lombok.
Inisiatif ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat lokal melalui pengelolaan sampah, pelatihan dan lokakarya, serta peningkatan akses pasar. Hal ini memungkinkan mereka untuk berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi sektor pariwisata seiring dengan pengembangan KEK Mandalika—melampaui sekadar peluang kerja informal.
Dalam jangka panjang, inisiatif menyeluruh Lombok Eco-Kriya ini bertujuan untuk menjadi ekosistem pariwisata hijau pertama di Pulau Lombok.
Pengelolaan Sampah
Mengolah sampah plastik dari tempat pengumpulan dan bank sampah menjadi produk bernilai tinggi seperti Planawood dan bahan decking untuk sektor HORECA (Hotel/Restoran/Kafe), sekaligus mendaur ulang limbah industri pariwisata seperti sprei dan handuk bekas.
Pelatihan & Lokakarya
Memberdayakan masyarakat lokal dan kelompok perajin seperti tukang kayu dan penjahit untuk menciptakan suvenir dan produk bernilai tambah dari limbah plastik, dengan dukungan alat kerja dan pendampingan.
Pengembangan Akses Pasar
Membangun kemitraan strategis dengan pelaku industri untuk memperluas peluang pasar bagi produk lokal yang berkelanjutan.
Changemakers yang Menjalankan

Wise Steps Foundation
Sebuah organisasi masyarakat sipil yang membangun kapasitas masyarakat lokal dan pemangku kepentingan pariwisata di Lombok Tengah, sekaligus menciptakan akses pasar untuk produk komunitas.

Plana
Startup yang mengolah sampah menjadi Planawood, serta memberikan pelatihan pengembangan usaha dan dukungan akses pasar bagi kelompok masyarakat.

Timba
Startup yang mengembangkan produk daur ulang premium dari Planawood dan bahan lainnya, serta menjembatani koneksi pasar.
Target Dampak
dari Proyek Lombok Eco Kriya
Dampak Sosial
80% anggota komunitas yang telah dilatih memperoleh keterampilan dan mampu menghasilkan produk yang bernilai ekonomi.
Dampak Lingkungan
Menjadi ekosistem pariwisata hijau pertama di Pulau Lombok dengan melibatkan setidaknya 10 institusi di sektor pariwisata.
Dampak Ekonomi
Jumlah orang yang terlibat dalam kegiatan usaha meningkat sebesar 25%.
SDG yang didukung

SDG 8.3.1

SDG 11.6.1

SDG 12.5.1
-16.49.11-gBTJs.png)
Apakah Anda ingin berkokreasi, belajar, atau mereplikasi
inisiatif ini bersama changemakers dan masyarakat lokal?
inisiatif ini bersama changemakers dan masyarakat lokal?
Kontak Kami
